Mahasiswa UNEJ Sabet Juara 1 Kompetisi Jembatan Balsa Nasional 2025; Prestasi adalah buah dari ketekunan, inovasi, dan kolaborasi. Kisah Tim Vajrayana Logawa dari Universitas Jember (UNEJ) adalah bukti nyata akan hal itu. Tiga mahasiswa Teknik Sipil ini tidak hanya sekadar mengikuti kompetisi; mereka datang, berinovasi, dan menaklukkan panggung nasional, membawa pulang gelar Juara Pertama dalam ajang bergengsi Balsa Bridge National Competition (BABNACO) 2025. Ini bukan hanya kemenangan bagi mereka, melainkan kebanggaan bagi seluruh civitas akademika UNEJ, menegaskan posisi mereka di antara universitas-universitas terbaik di Indonesia.
Gerbang Menuju Arena Kompetisi: Civil Carnival ke-9
Setiap tahun, dunia ketekniksipilan di Indonesia disemarakkan oleh berbagai kompetisi yang menguji kemampuan mahasiswa dalam merancang dan membangun struktur. Salah satu yang paling dinantikan adalah BABNACO, sebuah ajang yang menjadi bagian inti dari Civil Carnival ke-9 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Pada tanggal 27-28 Mei 2025, Purwokerto menjadi saksi bisu pertarungan ide dan inovasi, di mana puluhan tim dari berbagai penjuru Nusantara berkumpul untuk membuktikan siapa yang terbaik.
BABNACO sendiri bukanlah sekadar lomba merangkai kayu. Ini adalah simulasi mini dari tantangan nyata yang dihadapi para insinyur sipil: bagaimana menciptakan struktur yang efisien, ringan, namun mampu menahan beban maksimal. Kayu balsa, material yang dikenal ringan dan mudah dibentuk, menjadi media utama dalam merancang jembatan prototipe. Kompetisi ini menuntut pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip statika, dinamika, dan material, serta kemampuan berpikir kreatif di luar kotak.
Sang Pemenang: Tim Vajrayana Logawa
Di antara puluhan tim yang berlaga, nama Tim Vajrayana Logawa mencuat sebagai yang paling unggul. Tim ini digawangi oleh tiga mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2023 yang penuh semangat dan ide-ide brilian: M. Alfan Hidayat sebagai pemimpin tim, didampingi oleh dua anggota kunci, Lutfi Assuyudhus Suhur dan Moch. Alfarizki Samputra.
Alfarizki, salah satu anggota tim, menceritakan betapa ketatnya persaingan sejak fase penyisihan. “Kompetisi ini dimulai dengan fase penyisihan yang sangat ketat, diikuti oleh 70 tim dari universitas lain seperti UNS, UNNES, UGM, dan lainnya,” ujarnya saat ditemui di Fakultas Teknik UNEJ pada Selasa, 3 Juni 2025. Jumlah tim yang fantastis ini menunjukkan betapa prestisiusnya kompetisi BABNACO di mata mahasiswa teknik sipil se-Indonesia. Mereka bukan hanya bersaing dengan sesama mahasiswa, melainkan dengan representasi terbaik dari berbagai institusi pendidikan teknik di Tanah Air.
Fase penyisihan menjadi saringan awal yang kejam. Hanya tim-tim dengan desain paling menjanjikan dan perhitungan paling matang yang berhak melaju ke babak final. Di fase final, tekanan semakin meningkat. Para finalis tidak hanya dituntut untuk menyajikan prototipe jembatan mereka, tetapi juga harus menyusun proposal teknis yang komprehensif, mempresentasikannya di hadapan dewan juri yang ahli, dan menghadapi sesi tanya jawab yang mendalam dan menantang. Ini adalah ujian menyeluruh, tidak hanya dari segi teknis, tetapi juga kemampuan komunikasi dan argumentasi.
“Jembatan Tirtamas”: Mahakarya Inovasi yang Berbicara Sendiri
Setiap tim pasti memiliki rahasia di balik kemenangan mereka, dan bagi Tim Vajrayana Logawa, rahasianya terletak pada Jembatan “Tirtamas”. Nama ini bukan sekadar identitas, melainkan cerminan filosofi desain yang mereka usung. Moch. Alfarizki Samputra menjelaskan keunikan desain mereka yang berani: penggunaan kombinasi jenis kayu balsa yang, secara intuitif, relatif lebih berat.
“Ini merupakan salah satu momen paling berkesan bagi tim,” kenang Alfarizki dengan bangga. “Jembatan kami mampu menahan beban yang paling besar yakni 69 kilogram dan menjadi jembatan dengan efisiensi tertinggi pada tahap penyisihan.” Angka ini sangat mencengangkan, terutama mengingat bobot jembatan itu sendiri yang hanya 27,93 gram. Rasio antara beban yang ditahan dengan bobot jembatan menunjukkan efisiensi luar biasa, sebuah pencapaian teknik yang patut diacungi jempol. Ini membuktikan bahwa berat material tidak selalu menjadi penghalang efisiensi; justru, inovasi dalam desain dan perhitunganlah yang memegang peranan krusial. Jembatan Tirtamas tidak hanya sekadar kuat, tetapi juga pintar dalam mendistribusikan beban.
Pilar-Pilar Kemenangan: Kolaborasi dan Strategi
Kemenangan bukanlah hasil kerja individu, melainkan sinergi kolektif. Tim Vajrayana Logawa sangat memahami prinsip ini. Alfarizki menekankan betapa pentingnya kerja sama tim yang solid dalam meraih sukses. Sebelum memulai perakitan fisik jembatan, mereka telah menyusun strategi pembagian tugas yang sangat jelas.
“Mulai dari pembuatan gambar desain, pengujian desain menggunakan perangkat lunak khusus, hingga tanggung jawab pembelian material kayu,” jelas Alfarizki. Setiap anggota tim memiliki peran yang spesifik dan bertanggung jawab penuh atas bagiannya. Pembagian tugas yang rapi ini memastikan bahwa setiap langkah dalam proses perancangan dan pembangunan jembatan berjalan lancar dan efektif, meminimalkan kesalahan, dan mengoptimalkan waktu yang terbatas.
Namun, perjalanan menuju puncak tentu tidak bebas hambatan. Tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah pelaksanaan babak final yang bertepatan dengan tenggat waktu penyerahan berbagai tugas besar perkuliahan. Ini adalah dilema klasik bagi mahasiswa berprestasi: menyeimbangkan tuntutan akademik dengan ambisi di luar kelas. Namun, alih-alih menyerah, mereka justru menerapkan strategi pembagian tugas yang lebih cermat untuk persiapan final, memastikan bahwa tidak ada satu pun aspek yang terabaikan. Kedewasaan dan komitmen mereka dalam menghadapi tantangan ini patut menjadi contoh.
Jejaring Dukungan: Fondasi Kesuksesan
Keberhasilan Tim Vajrayana Logawa tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Alfarizki dengan tulus menuturkan bagaimana ilmu yang mereka dapatkan dari para dosen di Program Studi Teknik Sipil menjadi fondasi yang sangat fundamental dalam proses desain jembatan dan penyusunan proposal teknis. Para dosen bukan hanya pengajar, melainkan juga mentor yang membimbing mereka dengan ilmu dan pengalaman.
Selain dukungan akademis, Fakultas Teknik UNEJ juga memberikan kontribusi krusial berupa pendanaan. Dukungan finansial ini memungkinkan tim untuk mengikuti kegiatan final di Purwokerto dengan lancar, mencakup biaya transportasi, akomodasi, dan persiapan lainnya. Tanpa dukungan ini, impian untuk berkompetisi di tingkat nasional mungkin hanya akan menjadi angan.
Tak ketinggalan, Komunitas Ilmiah Sipil (KIS) UNEJ turut berperan aktif dalam kesuksesan ini. “KIS UNEJ juga menyediakan fasilitas untuk melakukan trial atau percobaan untuk desain jembatan kami, sehingga kami dapat memilih desain jembatan yang paling efisien,” tutur Alfarizki. Fasilitas pengujian ini sangat vital, karena memungkinkan tim untuk menguji kekuatan dan efisiensi prototipe mereka secara berulang, melakukan penyesuaian yang diperlukan, dan memastikan bahwa desain akhir mereka benar-benar optimal. Ini adalah ekosistem dukungan yang komprehensif, dari ilmu pengetahuan hingga fasilitas praktis.
Pesan Inspiratif dari Sang Juara
Sebagai penutup dari kisahnya, Moch. Alfarizki Samputra menyampaikan pesan inspiratif kepada seluruh mahasiswa Universitas Jember, dan bahkan kepada seluruh generasi muda Indonesia. Pesan ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi tentang perjalanan, ketahanan, dan semangat pantang menyerah.
“Jangan pernah menyerah apabila mengalami kegagalan,” pesannya dengan lugas. Kegagalan bukanlah akhir, melainkan anak tangga menuju kesuksesan. Setiap kegagalan adalah pelajaran berharga yang membentuk mental dan mengasah kemampuan. “Tetap semangat dan selalu banggakan nama Universitas Jember di kancah nasional maupun sampai internasional.”
Harapan besar tersemat pada pundak mereka. Alfarizki berharap, prestasi timnya tidak hanya menjadi kebanggaan sesaat, tetapi juga menjadi motivasi bagi semua mahasiswa UNEJ untuk terus bersemangat, berjuang, dan pantang menyerah dalam mencapai impian mereka. Kisah Tim Vajrayana Logawa adalah pengingat bahwa dengan kemauan keras dan dedikasi, batasan hanyalah ilusi. Mereka telah membuktikan bahwa mahasiswa dari Jember mampu bersaing dan mengungguli yang terbaik di tingkat nasional.
Abadikan Setiap Kemenangan dengan Gotrophy
Prestasi gemilang Tim Vajrayana Logawa dari UNEJ ini sekali lagi membuktikan bahwa dengan semangat juang dan persiapan matang, hasil terbaik pasti bisa diraih. Setiap kerja keras, setiap tetes keringat, dan setiap inovasi pantas untuk dihargai dan diabadikan.
Bagi Anda yang juga berprestasi, baik di bidang akademik, olahraga, seni, maupun kompetisi lainnya, dan ingin mengabadikan momen kemenangan yang tak terlupakan, atau sedang mencari perlengkapan terbaik untuk kompetisi selanjutnya, Gotrophy siap menjadi mitra tepercaya Anda. Kami memahami nilai dari setiap pencapaian, dan itulah mengapa kami berkomitmen menyediakan piala dan sparepart piala berkualitas tinggi yang mencerminkan prestise kemenangan Anda.
Dengan beragam pilihan desain dan material, Gotrophy menawarkan solusi sempurna untuk setiap jenis penghargaan. Kami juga menyediakan berbagai sparepart piala, memastikan piala Anda tetap dalam kondisi prima dan siap untuk dipamerkan. Jangan biarkan kerja keras Anda berlalu begitu saja; abadikan dengan piala yang sempurna dari Gotrophy.
Hubungi Gotrophy sekarang untuk mendapatkan piala berkualitas dan berbagai sparepart piala yang Anda butuhkan dengan harga terjangkau. Wujudkan setiap keberhasilan dengan pengakuan yang tak terlupakan! Jadikan Gotrophy pilihan utama Anda dalam merayakan setiap jejak kemenangan.
Mahasiswa UNEJ Sabet Juara 1 Kompetisi Jembatan Balsa Nasional 2025